Admin | marikangen.id
Ketika keturunan Ratu Galuh Pakuan memeluk agama islam diperdukuhan Gunung Amparan, mendirikan padepokan untuk memperdalam agama, dan diutuslah seorang santri oleh Syehk Datuk Khafi yang bernama Syekh Abdul Latif untuk menyebarkan ajaran islam di wilayah Cirebon bagian barat daya, selanjutnya Syekh Abdul Latif berguru di Padepokan islam yaitu di Babakan Ciwaringin dan Kempek untuk memperdalam ilmunya.
Pada suatu ketika sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan islam maka Syekh Abdul Latif menunaikan ibadah haji dua kali, dengan ijin ALLAH SWT Syekh Abdul Latif berangkat dengan mengendarai mancung dan gentong, WaAllahu’alam sampailah ketanah suci dan kembali lagi di padepokan. Dengan demikian para santri menyebut padepokan tersebut dinamakan Kajaeni karena berasal dari perjalanan ibadah haji selama dua kali dan merupakan orang yang pertama diwilayah Cirebon bagian barat berangkat menunaikan haji.
Selanjutnya Syekh Abdul Latif mendapatkan tugas untuk Bertapa / Ujlan mencari Ridho Allah dan beliau mencari tempat yang cocok untuk bertapa dengan berpindah-pindah tempat disekitar Plumbon termasuk kali dekat Padepokan Kajen. Padepokan Kajen merupakan tempat untuk mengembangkan ajaran islam sampai kemudian terkenal dan banyak santri yang datang dari berbagai desa untuk menghilangkan rasa kangen dengan keluarganya. Oleh karena itu untuk menghilangkan rasa kangennya maka para santri biasanya bersuci dan mandi dikali tempat Ujlah / Bertapanya Syekh Abdul Latif sehingga disitu terbentuk kedung.
Karena kejadian itulah maka dikenal oleh masyarakat pada waktu itu disebut Kedung Marikangen. Seiring dengan perkembangan jaman sampai dengan memasuki abad ke 15 perdukuhan kajen berkembang menjadi beberapa blok duku hantara lain : Pesantren, Pulo, Gombang, Wanajaya, dan seterusnya. Karena terbentuknya suatu pemerintahan pada waktu itu pada maka beberapa perdukuhan /blok tersebut oleh masyarakat berdasarkan musyawarah dan menghasilkan pemberian nama yaitu MARIKANGEN. Selanjutnya diakui oleh masyarakat dan Pemerintah Desa Marikangen.
Dari masa perjuangan Syekh Abdul Latif sampai akhir hayatnya beliau dimakamkan di kajen. Dan sampai sekarang makam tersebut masih dikeramatkan sebagai maka mulama yang banyak dikunjungi peziarah untuk berdzikir kepada Allah dan mendo’akan Waliyullah, terutama bagi orang yang akan berangkat menunaikan ibadah haji, serta menjadi sebuah salah satu objek wisata religi yang ada di Desa Marikangen.
Demikian sekelumit riwayat singkat babad Desa Marikangen,dan kebenarannya Wallahua’lam.
Sumber : https://desamarikangen.data.blog